Pak
Judi itulah namanya, seorang pembuat batu bata yang tinggal didesa
Karangnongko kec. Nalumsari kab. Jepara dan berumur 60 tahun lebih. Dia
sehari-hari iyalah membuat batu bata yang tanahnya adalah milik orang
lain. Dia hanyalah orang suruhan yang dipercaya untuk mengolah tanah
yang tak terlalu luas itu, yang kira-kira cuma berukuran 15 x 20 meter.
Dengan tanah yang tak terlalu luas itu dia bisa mencetak batu bata
sekitar
800 buah dari pagi sampe sore itupun belum termasuk pembakaran batu batanya yang kira-kira memakan waktu 2 kali lipat. Setiap 100 buah batu bata dihargai 500rb dan itu pun masih d bagi dengan buruh angkut dan pemilik tanah itu sendiri.
800 buah dari pagi sampe sore itupun belum termasuk pembakaran batu batanya yang kira-kira memakan waktu 2 kali lipat. Setiap 100 buah batu bata dihargai 500rb dan itu pun masih d bagi dengan buruh angkut dan pemilik tanah itu sendiri.
Dengan
terik matahari yang menyengat kulit itu ia tetap mencetak batu bata
satu demi satu dengan ditemani sang topi. Dia berangkat dari rumah yang
jaraknya 2 km dengan menggunakan sepeda tua kesayangannya setelah saya
wawancarai sore hari tanggal 12/01/2014. Pengorbanannya itu semata-mata
untuk menghidupi Anak dan istrinya karena sebagai kepala keluarga ia
harus brusaha melaksanakan kewajibannya. Mungkin masih banyak lagi
orang-orang seperti pak Judi yang lebih berat untuk memikul beban
hidupnya. Mungkin mereka tak punya akal lagi untuk mencari pekerjaan
yang lebih ringan dengan mayoritas mereka adalah lulusan SD bahkan tidak
menginjak bangku sekolah. Dipikiran mereka hanyalah bekerja dan terus
bekerja, dan yang terpenting halal dan juga cukup untuk makan dan
memenuhi kebutuhan hidup meraka.
Yang membuat saya salut adalah mereka tidak mengeluh dan terus maju untuk kehidupun yang lebih baik di dunia maupun di akhirat. Tapi dengan seiring berkembangnya zaman bahan pokok dan barang-barang lain juga semakin naik harganya. Dengan demikian beban mereka lebih berat lagi untuk memikirkan agar bisa mengatur perekonomian mereka. Dari mereka-mereka yang kurang mampu pasti ingin kaya semua. Tapi apa boleh buat kalo semuanya kaya yang kurang mampu tidak ada, tidak akan bisa hidup kita semua. Oleh karena itu saya ingin sekali orang-orang yang lebih mampu mau menengok kebawah Karena tanpa adanya mereka mungkin kita tidak bisa hidup dengan seimbang. misalnya kita dengan memberikan sedikit bantuan ataupun sebuah pekerjaan yang layak bagi pak judi yang usianya sudah menginjak manula.
Yang membuat saya salut adalah mereka tidak mengeluh dan terus maju untuk kehidupun yang lebih baik di dunia maupun di akhirat. Tapi dengan seiring berkembangnya zaman bahan pokok dan barang-barang lain juga semakin naik harganya. Dengan demikian beban mereka lebih berat lagi untuk memikirkan agar bisa mengatur perekonomian mereka. Dari mereka-mereka yang kurang mampu pasti ingin kaya semua. Tapi apa boleh buat kalo semuanya kaya yang kurang mampu tidak ada, tidak akan bisa hidup kita semua. Oleh karena itu saya ingin sekali orang-orang yang lebih mampu mau menengok kebawah Karena tanpa adanya mereka mungkin kita tidak bisa hidup dengan seimbang. misalnya kita dengan memberikan sedikit bantuan ataupun sebuah pekerjaan yang layak bagi pak judi yang usianya sudah menginjak manula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar